Sebuah pembahasan tentang "Dikuburnya kepala Sayyidina Husein di Kairo" adalah sebuah studi historis, bukan studi aqidah ataupun syariah. Jadi, seseorang tidak memiliki kewajiban untuk mengimani hal tersebut. Demikian pula bagi yang megingkarinya, tidak bisa divonis kufur atau beriman. Hal ini sama seperti ketika ada seseorang yang berkata : "Piramid itu bukan berada di Mesir, tapi di negara lain". Apakah mempercayai pernyataan di atas di anggap beriman? Tentu tidak!. Hanya orang bodoh yang percaya pada pernyataan tersebut.
Para sejarawan dan penulis sejarah sepakat bahwa jasad Husein r.a. telah dikubur di Karbala, Irak. Namun kepalanya dikubur terpisah, hingga pernah singgah di 'Asqalan (sebuah pelabuhan di Palestina di Laut Tengah), yang juga sejajar dekat dengan pelabuhan Mesir dan al-Quds.
Mayoritas sejarawan besar seperti Ibn Maysir, al-Qalqasyandi, Ali bin Abi Bakr yang terkenal dengan sebutan as-Sayih al-Harwi, Ibn Abbas, al-Jauzy dan al-Hafidz as-Sakhawi pun berkeyakinan tentang adanya kepala Sayyidina Husein r.a. yang telah terpisah dari jasadnya itu dipindahkan dari Asqalan ke Kairo.
Salah seorang sejarawan bernama al-Maqrizi berkata : "Kepala Sayyidina Husein r.a. telah dipindahkan dari Asqalan ke Kairo pada hari Minggu 8 Jumadil Akhir 548 H yang bertepatan pada 31 Agustus 1152 M. Adapun yang memindahkan kepala Husein r.a. tersebut dari Asqalan adalah Raja Saiful Mamlakah Tamim. Pertama kali kepala itu tiba di al-Qasr pada hari Selasa 10 Jumadil Akhir (2 September 1153 M)". Kemudian al-Maqrizi manambahkan : "Lalu Syeikh Maknun mengambil kepala Husein r.a. dan membawanya ke Taman al-Kafuri dan membawanya ke Sardab, dibawa lagi ke Qasr al-Zumrud, lalu menguburnya di Qubbah ad-Daylam, tepatnya di pintu Dahliz al-Khidmah". Terakhir, al-Maqrizi mengatakan : "Lalu di bagian depan kuburan kepala Husein r.a. itu dibangun sebuah bangunan yang dijadikan Masjid, tepatnya di pintu Zawilah jika dilihat dari arah ad-Darb al-Ahmar, yang dikenal dengan Masjid as-Shalih Tala'i. Kepala Husein r.a itu pun dimandikan di Masjid tersebut, dimandikan di atas papan dari kayu, lalu dikatakan bahwa kepala Husein r.a masih ada di masjid itu."
Seorang yang bergelut mendalami atsar sahabat pun menguatkan peristiwa diatas. Sayyidah 'Atiyyat as-Syatwy (Analisis atsar sahabah dan pengawas renovasi Qubbah Syarifah sejak beberapa tahun terakhir) berkata : "Sebuah lembaga pemerhati atsar sahabah menguatkan pemberitaan jika kepala Husein r.a. benar telah dipindahkan dari Asqalan ke Kairo, persis seperti yang telah dikatakan al-Maqrizi, yaitu pada Minggu 8 Jumadil Akhir 548. dan yang memindahkan kepala Husein r.a. tersebut dari Asqalan adalah Raja Saiful Mamlakah Tamim. Pertama kali kepala itu tiba di al-Qasr pada hari Selasa 10 Jumadil Akhir (2 September 1153 M)."
Hebatnya, para peneliti tentang masalah ini mendapatkan teks tertulis dari sebuah buku berjudul "Tarikh Amad" yang ditulis pada tahun 560 H oleh Ibn al-Auraq (W. 572 H). Teks ini disimpan di sebuah musium di London, Inggris dengan nomor pustaka '5803/East'. Penulis buku ini menyatakan dengan metode penulisan yang sangat meyakinkan jika kepala Husein r.a. benar telah dipindahkan dari Asqalan ke Mesir pada tahun 549 H (sezaman dengan Ibn al-Auraq). Ia pun ikut bergabung dengan masyarakat Mesir pada saat penyambutan kepala Husein r.a..
Al-'Allamah as-Syabrawi (Syeikh Azhar dahulu) pernah mengarang sebuah buku berjudul "al-Ithaf". Di dalam buku tersebut, as-Syabrawi menyatakan jika kepala Husein r.a. benar berada di Kairo. Ia pun mengutip ulama yang sependapat dengannya seperti Imam al-Muhdits al-Mundziry, al-Hafidz Ibn Dahiyyah, al-Hafidz Najmuddin al-Ghaithani, Imam Majduddin bin Utsman, Imam Muhammad bin Basyir, al-Qhady Muhyiddin bin Abdudzahir, al-Qhady Abdurrahim, abdullah Rifa'i al-makhzumy, Ibn Nahwy, Syeikh al-Qursy, Syeikh Syablanji, Syeikh Hasan al-'Adwy, Syeikh as-Sya'rani, Syeikh al-Manawy, syeikh al Jauhary, Abu al-Mawahib at-Taunusi, dll.
Syeikh Muhammad Zaky ad-Din Ibrahim pernah menulis sebuah artikel pendek tentang kepala Husein tersebut dengan judul "Kepala husein r.a. benar ada di Kairo". Artikel yang ditulisnya penuh dengan argumentasi yang menenangkan hati.
Maka oleh karena itu, hati ini hanya akan merasa tenang jika kita mengikuti jejak mayoritas sejarawan, yang telah mengatakan bahwa kepala Husein r.a. benar telah dikubur di Kairo. Alhamdulillahirabbil alamin, Wallahu a'lam. (diterjemahkan dari "Al-Bayan Lamma Yusygil al-Adzhan", sebuah dokumentasi fatwa yang ditulis oleh Syeikh DR. Ali Jum'ah, Mufti Mesir 2007)
Para sejarawan dan penulis sejarah sepakat bahwa jasad Husein r.a. telah dikubur di Karbala, Irak. Namun kepalanya dikubur terpisah, hingga pernah singgah di 'Asqalan (sebuah pelabuhan di Palestina di Laut Tengah), yang juga sejajar dekat dengan pelabuhan Mesir dan al-Quds.
Mayoritas sejarawan besar seperti Ibn Maysir, al-Qalqasyandi, Ali bin Abi Bakr yang terkenal dengan sebutan as-Sayih al-Harwi, Ibn Abbas, al-Jauzy dan al-Hafidz as-Sakhawi pun berkeyakinan tentang adanya kepala Sayyidina Husein r.a. yang telah terpisah dari jasadnya itu dipindahkan dari Asqalan ke Kairo.
Salah seorang sejarawan bernama al-Maqrizi berkata : "Kepala Sayyidina Husein r.a. telah dipindahkan dari Asqalan ke Kairo pada hari Minggu 8 Jumadil Akhir 548 H yang bertepatan pada 31 Agustus 1152 M. Adapun yang memindahkan kepala Husein r.a. tersebut dari Asqalan adalah Raja Saiful Mamlakah Tamim. Pertama kali kepala itu tiba di al-Qasr pada hari Selasa 10 Jumadil Akhir (2 September 1153 M)". Kemudian al-Maqrizi manambahkan : "Lalu Syeikh Maknun mengambil kepala Husein r.a. dan membawanya ke Taman al-Kafuri dan membawanya ke Sardab, dibawa lagi ke Qasr al-Zumrud, lalu menguburnya di Qubbah ad-Daylam, tepatnya di pintu Dahliz al-Khidmah". Terakhir, al-Maqrizi mengatakan : "Lalu di bagian depan kuburan kepala Husein r.a. itu dibangun sebuah bangunan yang dijadikan Masjid, tepatnya di pintu Zawilah jika dilihat dari arah ad-Darb al-Ahmar, yang dikenal dengan Masjid as-Shalih Tala'i. Kepala Husein r.a itu pun dimandikan di Masjid tersebut, dimandikan di atas papan dari kayu, lalu dikatakan bahwa kepala Husein r.a masih ada di masjid itu."
Seorang yang bergelut mendalami atsar sahabat pun menguatkan peristiwa diatas. Sayyidah 'Atiyyat as-Syatwy (Analisis atsar sahabah dan pengawas renovasi Qubbah Syarifah sejak beberapa tahun terakhir) berkata : "Sebuah lembaga pemerhati atsar sahabah menguatkan pemberitaan jika kepala Husein r.a. benar telah dipindahkan dari Asqalan ke Kairo, persis seperti yang telah dikatakan al-Maqrizi, yaitu pada Minggu 8 Jumadil Akhir 548. dan yang memindahkan kepala Husein r.a. tersebut dari Asqalan adalah Raja Saiful Mamlakah Tamim. Pertama kali kepala itu tiba di al-Qasr pada hari Selasa 10 Jumadil Akhir (2 September 1153 M)."
Hebatnya, para peneliti tentang masalah ini mendapatkan teks tertulis dari sebuah buku berjudul "Tarikh Amad" yang ditulis pada tahun 560 H oleh Ibn al-Auraq (W. 572 H). Teks ini disimpan di sebuah musium di London, Inggris dengan nomor pustaka '5803/East'. Penulis buku ini menyatakan dengan metode penulisan yang sangat meyakinkan jika kepala Husein r.a. benar telah dipindahkan dari Asqalan ke Mesir pada tahun 549 H (sezaman dengan Ibn al-Auraq). Ia pun ikut bergabung dengan masyarakat Mesir pada saat penyambutan kepala Husein r.a..
Al-'Allamah as-Syabrawi (Syeikh Azhar dahulu) pernah mengarang sebuah buku berjudul "al-Ithaf". Di dalam buku tersebut, as-Syabrawi menyatakan jika kepala Husein r.a. benar berada di Kairo. Ia pun mengutip ulama yang sependapat dengannya seperti Imam al-Muhdits al-Mundziry, al-Hafidz Ibn Dahiyyah, al-Hafidz Najmuddin al-Ghaithani, Imam Majduddin bin Utsman, Imam Muhammad bin Basyir, al-Qhady Muhyiddin bin Abdudzahir, al-Qhady Abdurrahim, abdullah Rifa'i al-makhzumy, Ibn Nahwy, Syeikh al-Qursy, Syeikh Syablanji, Syeikh Hasan al-'Adwy, Syeikh as-Sya'rani, Syeikh al-Manawy, syeikh al Jauhary, Abu al-Mawahib at-Taunusi, dll.
Syeikh Muhammad Zaky ad-Din Ibrahim pernah menulis sebuah artikel pendek tentang kepala Husein tersebut dengan judul "Kepala husein r.a. benar ada di Kairo". Artikel yang ditulisnya penuh dengan argumentasi yang menenangkan hati.
Maka oleh karena itu, hati ini hanya akan merasa tenang jika kita mengikuti jejak mayoritas sejarawan, yang telah mengatakan bahwa kepala Husein r.a. benar telah dikubur di Kairo. Alhamdulillahirabbil alamin, Wallahu a'lam. (diterjemahkan dari "Al-Bayan Lamma Yusygil al-Adzhan", sebuah dokumentasi fatwa yang ditulis oleh Syeikh DR. Ali Jum'ah, Mufti Mesir 2007)